Cara Menuju Financial Freedom yang Benar

Surya Rianto
5 min readNov 15, 2021

--

financial freedom

Setiap orang pasti ingin menuju financial freedom. Ketika hidup sudah bisa memilih mana yang disuka dan tidak pusing lagi mikirin uang. Impian itu bak angan-angan, tapi bukan berarti tidak bisa digapai lho?

Berikut ini, ada beberapa tahapan yang bisa menjadi jalan untuk menuju financial freedom. Namun ingat, cara ini tidak membuatmu bisa menjadi financial freedom hanya dalam sebulan ya!

Siapkan Investasi

Investasi adalah kegiatan menanam dana atau aset dengan harapan bisa tumbuh dan berkembang di masa depan. Memang, investasi adalah kegiatan di mana kamu bisa mendapatkan keuntungan sehingga nilai uang yang disimpan bisa tumbuh.

Hasil keuntungan investasi diharapkan bisa tumbuh melebihi dengan laju inflasi. Apa itu inflasi? inflasi adalah laju kenaikan harga barang yang membuat nilai mata uang turun.

Contohnya, kamu beli nasi dan ayam pada 2005 bisa dengan uang Rp5.000 per porsi, tetapi pada 2021 harga nasi dan ayam menjadi Rp15.000 per porsi. Artinya, di sini, nilai uang Rp5.000 sudah turun dan tidak bisa digunakan untuk membeli porsi nasi dan ayam.

BACA JUGA: Kalau Investasi ke Saham Ini, Kira-kira Kamu Bisa Financial Freedom Nggak?

Inflasi itu mutlak terjadi, untuk itu aktivitas investasi diharap bisa melindungi asetmu dari kenaikan inflasi. Artinya, nilai keuntungan investasi harus lebih besar dari kenaikan inflasi. Namun, investasi bukan sekadar untuk bisa menjaga aset agar tidak tergerus oleh inflasi.

Investasi juga bisa membuatmu mampu memenuhi keinginan untuk hidup, bahkan sampai financial freedom.

Mengenal Pendapatan Pasif

Banyak orang ingin financial freedom karena ingin hidup lebih santai dan bisa melakukan hal yang benar-benar diinginkan. Soalnya, dengan financial freedom, nggak perlu lagi mikirin cara cari uang. Soalnya, sudah ada pendapatan pasif yang jadi sumber dana untuk memenuhi kebutuhan dan keinginanmu.

Jika sudah financial freedom, kamu bisa pensiun dini dan menikmati hidup bersama keluarga. Namun, kalau masih mau kerja, bisa lanjut bekerja sesuai dengan idealisme atau passion-mu.

Kok bisa pendapatan pasif memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sampai keinginan? ya itu bisa dilakukan asal kamu sudah punya kekayaan yang mencukupi.

Misalnya, kamu punya kekayaan Rp10 miliar yang seluruhnya ditempatkan di deposito bank dengan bunga 5 persen per tahun. Artinya, potensi pendapatan pasifmu senilai Rp500 juta per tahun atau setara Rp41 juta per bulan.

Jika dengan pendapatan pasif itu sudah cukup untuk memenuhi kehidupanmu, ya nggak usah kerja pun sudah tidak masalah. Jadi, kamu punya kebebasan untuk memilih hidup mau ngapain.

Cara untuk mendapatkan pendapatan pasif juga tidak hanya dari deposito bank, tetapi juga pendapatan sewa apartemen dan rumah, atau aset lainnya yang membagikan keuntungan secara tetap seperti, obligasi negara.

Cara Mencapai Financial Freedom

Pertanyaan selanjutnya, bagaimana cara bisa menuju financial freedom? ada dua cara utama.

Pertama, meningkatkan arus kas, yang diambil dari pendapatan dikurangi dengan pengeluaran. Untuk menaikkan arus kas, berarti harus menaikkan pendapatan dan menurunkan pengeluaran. Jadi, arus kas itu bukan seluruh pendapatan ya, tapi berapa yang bisa disimpan.

Bisa dibilang, untuk menambah pendapatan, artinya kamu harus bekerja ekstra agar pendapatan bisa naik konsisten. Dua cara lazim untuk menaikkan pendapatan adalah dengan freelance yang sesuai dengan kemampuanmu serta membuat bisnis.

Kedua, turunkan pengeluaran. Cara menurunkan pengeluaran adalah dengan melakukan budgeting. Artinya, kamu menyisihkan sebagian dari pendapatan untuk diinvestasikan.

Misalnya, kamu menyisihkan sekitar 10 persen — 40 persen dari pendapatan untuk diinvestasikan. Namun, angka persentase yang diinvestasikan harus disesuaikan dengan kondisi keuangan. Jadi, investasi yang dilakukan tidak membuatmu menderita.

Dengan memahami pengeluaran, kamu jadi paham juga jenis-jenis pengeluaran yang bisa dipotong karena memang tidak terlalu penting. Dari situ, kamu bisa menentukan berapa persentase pendapatan yang bisa dialokasikan untuk investasi

Menaikkan Net Worth

Setelah arus kas naik, tugas selanjutnya untuk financial freedom adalah dengan meningkatkan net worth. Cara menaikkan net worth adalah dengan dengan mengakumulasikan seluruh arus kas ke dalam aset.

Nah, aset ini yang menjadi modal awal untuk bisa menaikkan net worth. Maksud net worth di sini adalah aset dikurangi utang. Untuk itu, cara menaikkan net worth adalah dengan meningkatkan aset yang dimiliki dan kurangi jumlah utang.

Dalam mengembangkan aset, kamu bisa memilih dua jenis aset. Pertama, aset financial yang terdiri dari saham, reksa dana, obligasi, peer to peer lending, dan lainnya. Kedua, aset non financial seperti rumah, mobil, dan emas.

Mengenal 2 Jenis Utang

Salah satu cara menaikkan net worth adalah dengan menurunkan jumlah utang. Untuk itu, kamu harus paham dua jenis utang nih.

Pertama, utang konsumtif, artinya utang dilakukan untuk membeli aset yang nilainya bakal turun. Seperti, utang untuk jalan-jalan, beli mobil padahal tidak terlalu butuh, beli smartphone padahal juga tidak terlalu butuh untuk hal produktif.

Kedua, utang produktif. artinya utang dilakukan untuk membeli aset yang nilainya bakal naik. Misalnya, utang beli rumah sampai modal usaha untuk bangun bisnis.

Untuk masalah utang, disarankan untuk memilih utang yang produktif. Harapannya, dengan utang produktif bisa membantu pengembangan aset yang sudah dimiliki.

Pahami Compound Interest

Dalam proses untuk menjadi financial freedom, kamu juga harus paham tentang compound interest artinya bunga yang berbunga lagi. Misalnya nih, kamu deposito di bank Rp10 juta dengan bunga 10 persen per tahun. Artinya, pendapatan pasifmu Rp1 juta per tahun.

Bayangkan, jika pendapatan pasif itu secara otomatis digulung lagi ke deposito. Berarti bunga di tahun kedua bertambah menjadi Rp1,1 juta. Lalu bunga tahun ketiga bertambah menjadi Rp1,11 juta, dan seterusnya.

Dengan compounding interest, uang yang diinvestasikan akan beranak-pinak. Jadi, skema compounding interest ini sering disebut snowball efek. Soalnya, aset yang dimiliki bakal semakin besar seperti bola salju.

Hati-hati Investasi Bodong

Dalam mengembangkan aset, terkadang banyak juga yang kelupaan dalam memilih instrumen investasi. Banyak dari mereka yang dibutakan dengan janji manis imbal hasil yang besar tanpa usaha dan risiko yang besar. Ujung-ujungnya seluruh uang hilang karena terjebak investasi bodong.

Jika kamu mengalami kerugian besar gara-gara investasi bodong, hal itu bisa menghambat langkahmu untuk menuju kebebasan finansial. Soalnya, agar bisa mencapai kebebasan finansial, kamu juga harus meredam semaksimal mungkin potensi kerugian yang ada.

Lalu, bagaimana dengan ciri-ciri investasi bodong?

Pertama, investasi bodong sering memberikan janji manis keuntungan yang besar, pasti, dan intinya nggak masuk akal. Padahal, ada pepatah high risk high return. Misalnya, ada orang menawarkan investasi keuntungan pasti 1 persen per hari saja patut dicurigai. Soalnya, berarti keuntungan per bulan bisa tembus 30 persen.

Kedua, cara mendapatkan keuntungan tanpa risiko dan mudah. Beberapa investasi bodong menawarkan keuntungan besar tanpa risiko dan caranya mudah. Seperti, tinggal transfer uang dan tunggu waktu pembagian hasil. Hal ini harus dicurigai potensi investasi bodong. Beberapa contoh, banyak yang terbuai robot trading yang bisa kasih keuntungan tetap, sampai pendapatan hanya dari nge-klik iklan atau nonton video.

Ketiga, nggak punya izin dari regulator resmi, seperti untuk investasi lembaga keuangan harus mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan.

Keempat, investasi skema ponzi, yakni sumber keuntungan diambil dari uang anggota baru. Namun, keuntungan yang diberikan bisa macet jika tidak ada anggota baru yang masuk lagi. Artinya, skema investasinya tidak memiliki model bisnis yang jelas.

Untuk menghindari tawaran investasi bodong itu, kamu bisa melakukan tiga cara.

Pertama, selalu logis dan rasional. Jadi, jika ada tawaran investasi, kamu harus cek bagaimana model pembagian keuntungannya, siapa sih perusahaannya, bagaimana risiko investasinya.

Kedua, cek pengelola investasi punya izin operasional yang sah nggak. Kalau nggak punya, mending langsung tinggalkan deh.

Ketiga, banyak belajar dan rajin cari informasi tentang investasi. Sekarang, cari informasi tuh mudah bange, yang penting punya niat dan kemauan.

Nah, berikut lah deretan cara agar kamu bisa financial freedom, sudah siap untuk financial freedom?

--

--

Surya Rianto
Surya Rianto

Written by Surya Rianto

Content Creator | Blogger | Stock Enthusiast | Crypto Newbie | Ex Journalist FREE Newsletter in Bahasa Indonesia: https://mikirduit.com

No responses yet